Dia mendapat informasi dari civil society bahwa nama pakar hukum tata negara Bivitri Susanti diusung untuk masuk ke dalam bursa pilkada.
"PDIP terus membuka suatu ruang bagi hadirnya calon-calon pemimpin tersebut, yang kemudian nanti kita akan cermati berdasarkan suara arus bawah partai," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu.
Dia menilai ihwal ini merupakan dampak dari penayangan film dokumenter "Dirty Vote" dirilis pada 11 Februari 2024 oleh rumah produksi WatchDoc di platform YouTube.
Menurutnya, kondisi tersebut turut menyehatkan demokrasi Indonesia.
Di lain sisi, PDIP masih terus mencermati sosok yang akan diusung untuk maju di Pilkada Jakarta.
Ada berbagai wacana yang muncul saat ini mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga Anies Baswedan.
"Berbagai wacana yang muncul saat ini baik itu terkait dengan Pak Ahok, Pak Anies termasuk kombinasi keduanya atau kemungkinan rivalitas di antara keduanya," katanya.
Muncul juga figur baru, seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi atau Hendi.
"Ini semua masih dicermati oleh PDIP," pungkas Hasto.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024